Bagaikan senja yang terbit
Bak terbit disenja sore
Matahari, izinkan
kumengecup awan, mendekap bintang, memeluki bulan dengan hangat cinta
sesungguhnya, berucap cemoh dalam kesendirian membuat hati ini seakan
merongrong meminta belaskasihan dari yang maha mengasihani.
Semerbak harum tercium dari dinginnya udara hari ini,
memisahkan aroma busuk yang berada jauh dari hidup ini, berada dalam lingkaran
pedih,tak tau siapa yang mengurungnya dalam ego yang aku lihat berada
jauuuuuuuuuuuuuuhhh diatas sana.
Sesaat aku berfikir,…..
akankah benar apa yang saya fikirkan
kelak dapat terjadi untuk aku menaruh senyum bahagia ? apa ia tangis haru itu
lebih berarti dibandingkan tawa lepas yang sering kuekspresikan setiap
memandangi layar televisi dalam acara jenaka jaman sekarang?
Mungkinkah saya dapat terus tertawa walau hujan deras terus
mengguyur atap rumah sederhana ini? Apa aku punya tujuan dengan aku berfikir
seperti ini?
Sebuah tanya yang aku tak tahu dimana kuharus mencari
jawaban yang pas untuk aku terima, untuk aku rasakan, dan untuk aku anugrahkan
buat hidupku lebih berarti.
Bertele-tele,merambat
merasuki fikiran yang biasa ini, namun biasanya…jika rasa deg-degan saya
rasakan maka yang akan terjadi kelak adalah sebaliknya, tapi itupun jika aku
merasa yakin dengan kebalikan daripada sesuatu yang akan terjadi kelak, lah
kok?
Kali ini saya
benar-benar linglung, penuh tanya, membuat aku seakan malas berfikir namun
dihantui banyak tanya. Benar jika ini membuatku pusing delapan keliling,
artinya merambat merasuki fikiran orang lain yang kubuat galau seiring apa yang
aku rasakan saat ini.
Tetapi, kemanalagi aku harus berbagi jika sesuatu ini tak
sanggup untuk aku nikmati sendiri, sok merendahpun serasa sulit untuk
menyembunyikan semuanya, seakan membuat hidup kacau bak nuklir yang tertuju untuk orang yang ada disana
namun menyasar disini, membuatku ragu akan perhitungan mereka yang salah dalam
membuat sesuatu itu sendiri.
Mengapa harus ada
sesuatu seperti ini? Apa ini yang dimaksud sial setelah beruntung ?, atau
bahkan sial setelah sial lagi? Begitu sulit untuk aku simpulkan, disisi lain
ada seseorang yang mencari kesimpulan atas kejadian yang saya alami, sementara
saya yang mengalami kejadian ini begitu sulit untuk aku artikan sendiri.
Senin,5 maret 2012. Tepatnya
pukul 08:59, tali sepatu telah terpasang rapi, begitupun kendaraan yang siap
kukendalikan menghantarku kemanapun arah yang kutuju untuk aktivitas dihari
ini, terncengah menekan tuas gas, mengangah menginjak rem, terdiam menatap
sosok nenek yang melintas lebih kurang 2 meter dari depan spakboard motor yang
kukendalikan dengan kecepatan tepat 60km/jam.
“kiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii’’’’’’kk,…. Suara lantang yang terdengar nyaring keluar
dari kanfas rem motor yang saya tumpangi
“nenek, maaf nek, tegasku berucap dengan bahasa khas kota
daeng (angngapaki ne’? pammopporanga.)
“ kalau
bawa motor, perhatikan apa yang ada didepanmu, jangan menoleh, atau diam, itu
berbahaya. Membalasku dengan bahasa yang sama.
“iya nek,
maaf,maaf,maaf..
Dia pergi tanpa
mebalas maaf yang saya minta darinya, bagiku ini sebuah kejadian aneh, membuatku
terus menganga membawa motor, terus memikirkan kejadian tadi, karena menurutku.
Ada pesan dibalik kejadian ini, melamun dan merenungi semuanya, namun saya
tetap bingung dan seakan pusing mencari pintu dari teka-teki hidup yang
kujalani tiga bulan tahun baru ini, hingga mentari tenggelam saya tetap tidak
bisa menangkap kesimpulan dari kejadian ini.
Tetapi..
Jumat,9 maret 2012. Nenek
yang tempo hari saya temui lagi, dengan suasana mewah dalam sebuah mall yang
ada dimakassar, dia benar dia, didampingi 2 orang anak yang mungkin anak dan
menantunya. Terlihat beda denga waktu saat aku hampir menabraknya, dengan
pakaian yang beda, beserta perhiasan yang kelihatanynya sangat mahal untuk ia
miliki.
Kini kuberfikir,
saya harus mencari informasi dari status sosial nenek itu untuk mendapat
kesimpulan dari pertanyaan hati yang masih membingungkan ini, beruntung.. saya
dapat mengikuti mobil yang ia tumpangi tanpa terketahui siapapun.
Tetapi……..
BERSAMBUNG……………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar