Kemana arah angin yang akan kutuju ?
Menatap cermin, hmm bingung mau bertanya kemanalagi ? Seakan
tuhanpun kini telah tidak peduli dengan sesak yang terasa saat setiap saat saya
memikirkanmu indah, terlukis perih dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Sungguh
kuingin merubah semuanya.
Disaat kumenyusuri jalan, menatap keatas lalu memaksa diri
tuk merasakan bahagia sejenak. Saat melihat bintang seakan menyemangatiku tuk
tetap melangkah, “HEY ORANG HEBAT, teruslah
melangkahkan kakimu untukmu kepadanya, saya akan selalu setia menemani
malammu,. Walau mendung, namun tidurmupun wajib memiliki tempat untuk aku
menghiasi mimpimu wahai LELAKI HEBAT “
Sugesti diri sendiri, walau terpaksa agar aku ikhlas dan
tetap sabar, karena hal itu telah saya jadikan kewajiban tuk tetap bernafas
melangkah tanpa arah dan tujuan yang pasti. Hmm wajib bagiku sabar untuk aku
sendiri merasakan tulus semua rasa itu hingga saat ini. Jika saja setelah itu
kau telah mampu dan mau menyaksikan bisuku dalam lisan, pastilah kubersyukur
sebelum kembali cerewet sesaat hanya untuk menyerukan kalimat “ALHAMDULILLAH
YA ALLAH” kuingin menyuarakan kata hati itu dengan nyaring terucap oleh
mulut ini ^_^ hmmm
Itulah waktu yang tak terbuang, sejenak berandai-andai bahwa
kini kau telah kembali dan akan buatku selalu merasakan bahagia. Menutup pintu
air mataku, hmm bak lumpur lapindo yang tak jelas, kapan akan berhenti
menyemburkan lumpurnya.
Hmmmmmm *SILENT !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar